Selasa, 25 Oktober 2011


Pengertian Politik


BAB I
PENDAHULUAN

Pengantar
Dari berbagai kepustakaan, disimpulkan ada tiga cara yang pernah digunakan untuk menjelaskan pengertian politik, yaitu: Pertama, mengidentifikasikan kategori-kategori aktivitas yang membentuk politik. Kedua, menyusun suatu rumusan yang dapat merangkum apa saja yang dapat dikategorikan sebagai politik. Ketiga, menyusun daftar pertanyaan yang akan dijawab untuk memahami politik.
Konsep-konsep politik
Sejak awal hingga perkembangan yang terakhir ada sekurang-kurangnya lima pandangan mengenai politik:  Pertama, politik adalah usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama. Kedua, politik ialah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kegiatan umum. Kelima, politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan/atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting.
·         Klasik
Sebagaimana dikemukakan Aristoteles, pandangan klasik melihat politik sebagai suatu asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan menyelenggarakan hal yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. Filosof ini membedakan urusan-urusan yang menyangkut kepentingan publik dengan urusan-urusan yang menyangkut kepentingan individu atau kelompok masyarakat swasta.
Konsep politik menurut pandangan klasik itu tampak sangat kabur. Ketidakjelasan ini akan menghadapkan kita pada kesukaran dalam menentukan patokan dalam kepentingan umum yang disetujui bersama dalam masyarakat. Namun, suatu hal patut mendapatkan perhatian dari pandangan klasik berupa penekanan yang diberikan pada ”apa yang seharusnya” dicapai demi kebaikan bersama seluruh warga negara dan “dengan cara apa sebaiknya” tujuan-tujuan itu dicapai. Dengan kata lain, pandangan klasik lebih menekankan aspek filosofis (idea dan etik) daripada aspek politik.
·         Kelembagaan
Max Weber merumuskan negara sebagai komunitas manusia yang secara sukses memonopoli penggunaan paksaan fisik yang sah dalam wilayah tertentu.
   Berdasarkan pendapat Weber, disimpulkan tiga aspek sebagai ciri negara, yaitu:
1.      Berbagai struktur yang mempunyai fungsi yang berbeda ( jabatan, peranan, dan lembaga-lembaga, yang semuanya memiliki tugas yang jelas batasnya, bersifat kompleks, formal, dan permanen).
2.      Kekuasaan untuk menggunakan paksaan dimonopoli oleh negara.
3.      Kewenangan untuk menggunakan paksaan fisik hanya berlaku dalam batas-batas wilayah negra tersebut.
   Ada berbagai masyarakat suku atau masyarakat yang baru merdeka yang sudah melaksanakan proses dan kegiatan politik tetapi belum memenuhi ciri-ciri negara modern, hal itu disebabkan:
1.      Belum ada diferensiasi struktur dan spesialisasi peranan yang jelas.
2.      Tidak memiliki struktur yang memonopoli kewenangan dalam menggunakan paksaan fisik sebab kekuasaan terpencar atau terdistribusi pada seluruh anggota masyarakat.
3.      Batas wilayah masyarakat belum jelas sebab penduduk cenderung berpindah, termasuk apabila tidak senang lagi terhadap pemimpin masyarakat setempat.

- Kekuasaan
   Robson merupakan salah seorang yang mengembangkan pandangan tentang kekuasaan. Dirumuskan, ilmu politik sebagai ilmu yang memusatkan perhatian pada perjuangan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan, mempengaruhi pihak lain, ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai kehendak yang mempengaruhi.

- Fungsionalisme
   Easton merumuskan politik sebagai The Authoritative Allocation of Values for Society, atau alokasi nilai-nilai secara otoritatif, berdasarkan kewenangan, dan karena itu mengikat untuk suatu masyarakat. Sedangkan, Lasswell menyimpulkan proses politik sebagai masalah Who gets what, when, how, atau masalah siapa mendapat apa, kapan, bagaimana. “Mendapat apa” artinya mendapatkan nilai-nilai. “Kapan” berarti ukuran pengaruh yang digunakan untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan nilai-nilai terbanyak. “Bagaimana” berarti bengan cara apa seseorang mendapatklan nilai-nilai.
   Kelemahan pandangan fungsionalisme yaitu:
   Menempatkan pemerintah sebagai sarana dan wasit terhadap persaingan di antara berbagai kekuatan politik untuk mendapatkan nilai-nilai yang terbanyak dari kebijakan umum.
   Mengabaikan kenyataan bahwa pemerintah juga memiliki kepentingan sendiri, baik berupa kepentingan yang melekat pada lembaga pemerintah(yang mewakili kepentingan umum) maupun kepentingan para elit yang memiliki jabatan(melaksanakan peranan).
   Cenderung melihat nilai-nilai secara instrumental bukan sebagai tujuan seperti yang ditekankan pandangan klasik.
- Konflik
   Perbedaan pendapat, perdebatan, persaingan, bahkan pertentangan dan perebutan dalam upaya mendapatkan dan/atau mempertahankan nilai-nilai disebut konflik.
Asumsi- Asumsi Politik
   Setiap konsep dan teori  bermula dari sejumlah anggapan dasar(asumsi) yang menjadi titik tolak kerangka berpikirnya.
Salah satu faktor penting yang membedakan suatu teori dari teori yang lain terletak pada asumsi-asumsi yang mendasarinya, yaitu:
1.      Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan keterbatasan sumber-sumber, sehingga konflik timbul dalam proses penentuan distribusi.
2.      Kelompok yang dominan dalam masyarakat ikut serta dalam proses pendistribusian dan pengalokasian sumber-sumber melalui keputusan politik sebagai upaya menegakkan pelaksanaan keputusan politik.
3.      Pemerintah mengalokasikan sumber-sumber yang langka pada beberapa kelompok dan individu, tetapi mengurangi atu tidak mengalokasikan sumber-sumber itu kepada kelompok dan individu yang lain.
4.      Dalam politik tidak ada yang serba gratis. Maksudnya. Setiap aksi yang dilakukan selalu ada ongkos yang harus dibayar atau resiko yang mesti ditanggung.
Rangkuman
   Politik ialah pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
   Pemerintahan ialah semua lembaga yang menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara. Pemerintahan dalam arti luas, yakni lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif.
   Keputusan berupa kebijakan umum menyangkut tiga hal, yaitu penyerapa sumber-sumber materiil dan manusia dari masyarakat(ekstratif), distribusi dan alokasi sumber-sumber kepada masyarakat (distributif), dan pengaturan perilaku anggota masyarakat (regulatif).
Perilaku Politik
   Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, di antara lembaga-lembaga pemerintah, dan di antara kelompok serta individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakkan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik.
Keputusan Yang Mengikat
   Suatu keputusan dikatakan mengikat (otoritatif) apabila anggota masyarakat merasa bahwa mereka harus menaati kewenangan yang ada.
   Gene Sharp menyimpulkan tujuh alasan menaati kewenangan, yaitu tradisi, takut akan paksaan, kewajiabn moral, kepentingan sendiri, identifikasi psikologis dengan penguasa, tak berdampak baginya, dan sikap kurang percaya diri di kalangan warga negara.
Konflik, Konsensus, dan Perubahan
   Di dalam hampir setiap proses politik selalu berlangsung konflik antara pihak-pihak yang berupaya mendapatkan dan/atau mempertahankan sumber yang dipandang penting dan pihak-pihak lain yang juga berusaha mendapatkan dan/atau mempertahankan sumber-sumber tersebut.
Masyarakat umum
   Politik merupakan proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakkan keputusan untuk kepentingan umum. Kata “politik” mengandung pengertia publik. Secara historis, politik diartikan sebagai usaha membicarakan apa yang menjadi kebaikan bersama bagi para warga negara yang hidup dalam polis(negara/kota).
BAB 2
KEBAIKAN BERSAMA

Rezim Terbaik
   Rezim terbaik ialah keseluruhan tata masyarakat, politik, ekonomi dan sosial budaya, yang dianggap terbaik bagi negara-bangsa.
Socrates
   Socrates membedakan tipe manusia (jiwa manusia dan cara hidup) menjadi tiga, yakni akal budi(redson), semangat (spirit), dan nafsu (desire). Dari ketiga tipe tersebut, Socrates membagi masyarakat menjadi tiga kelas:
1.      Pedagang yang mencari uang sebanyak-banyaknya (nafsu),
2.      Prajurit yang bekrja memelihara tata masyarakat (semangat),
3.      filosof yang berfungsi sebagai penguasa (akal budi).
Berdasarkan asumsi adanya kesejajaran antara cara hidup manusia dengan tata masyarakat itu pula, Socrates membedakan rezim menjadi lima tipe: Aritokrasi, Timokrasi, Oligarki, Demokrasi, dan Tirani.
Thomas Hobbes
   Thomas Hobbes memiliki pandangan bahwa pada dasarnya manusia itu mementingkan diri sendiri dan bersifat rasional. Oleh karena itu manusia cenderung berkonflik dengan sesamanya. Manusia disebut bersifat rasional karena akal budi dan kemampuan berbicara dan berargumentasi.
John Locke
John Locke berpendapat, kebebasan individu hanya dapat dijamin dengan suatu pemerintah yang memiliki kewenangan yang terbatas.
Untuk melindungi hak-hak golongan minoritas dan hak-hak individu dari tirani kekuasaan yang absolut dan sembarangan (arbitrary), menurut Locke, pemerintah harus melaksanakan kewenangannya berdasarkan hukum (rule of law).
J.J. Rousseau
   Rousseau menekankan keinginan umum (general will). Menurutnya, sejarah manusia telah melalui empat tahap:
1.      Tahap primitif atau awal kehidupan manusia ketika manusia hidup dalam suasana damai, harmonis dan bebas dari segala bentuk dominasi.
2.      Pembentukan inti masyarakat atau keluarga sehingga tersusun suatu masyarakat.
3.      Penemuan metalurgi dan pertanian yang pada gilirannya menimbulkan perbedaan antara orang yang kaya dan orang yang miskin.
   Bagi Rousseau, agar demokrasi terwujud diperlukan suatu tingkat kebajikan kewarganegaraan (civic virtues).
Karl Marx
   Menurut Karl Marx masyarakat bukan terdiri atas individu-individu seperti pandangan Hobbes dan Locke, melainkan terdiri atas kelas-kelas (kelompok orang yang memiliki pola hubungan yang sama terhadap sarana produksi).
Pancasila dan UUD 1945
   Indonesia memiliki pandangan tentang rezim terbaik menurut UUD 1945 yang tampak dalam empat tujuan negar, yaitu melindungi seluruh golongan masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi; dan Pancasila sebagai sumber dasar filsafat negara.
Ideologi-ideologi Dunia
   Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian ideologi, yaitu ideologi secara fungsional (diartikan sebagai seperangakat gagasan tentang kebaikan bersama) dan secara struktural (diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa)
Beberapa ideologi dunia yang lain diantaranya: Liberalisme, Konservatisme, Sosialisme dan Komunisme, Fasisme.
BAB 3
BANGSA DAN NEGARA

   Proses pembentukan bangsa-negara
   Ben Anderson, seorang ilmuwan politik dari Universitas Cornell merumuskan pengertian bangsa secara unik. Menurutnya, bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined political community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.
Faktor-faktor Pembentukan Identitas Bersama:

• Primordial
• Sakral
• Tokoh.
• Sejarah
• Bhinneka Tunggal Ika
• Perkembangan ekonomi
• Kelembagaan

Ideologi Nasional
   Ada 2 fungsi ideologi dalam masyarakat, yaitu: Pertama, menjadi tujuan dan cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat. Kedua, sebagai pemersatu masyarakat, dan karenanya menjadi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Negara: Sistem Dominasi dan Konsensus
Dalam realitas analisis, negara merupakan aspek politik hubungan sosial yang bersifat dominatif; dan dalam wujud yang konkret, negara merupakan seperangkat institusi dan norma-norma hukum yang menjalankan dan menegakkan dominasi itu.
Integrasi Politik dibagi menjadi lima jenis:

• Integrasi Bangsa
• Integrasi Wilayah
• Integrasi Nilai
• Integrasi Elit dan Khalayak
• Perilaku integratif

BAB 4
KEKUASAAN POLITIK

   Dalam ilmu politik terdapat sejumlah konsep yang berkaitan erat dengan konsep kekuasaan (power), seperti influence(pengaruh), persuasion(persuasi), manipulasi, coercion, force, dan authority(kewenangan).
Dimensi-dimensi Kekuasaan, untuk memahami gejala politik kekuasaan secara tuntas maka kekuasaan ditinjau dari enam dimensi, yaitu potensial dan aktual, positif dan negatif, konsensus dan paksaan, jabatan dan pribadi, implisit dan eksplisit, langsung dan tidak langsung.
Pelaksanaan Kekuasaan Politik, dalam kaitan dengan pelaksanaan kekuasaan politik atau penggunaan sumber-sumber terdapat empat faktor yang perlu dikaji. Yaitu, bentuk dan jumlah sumber, distribusi sumber, kapan seseorang atau kelompok menggunakan sumber-sumber dan hasil penggunaan sumber-sumber kekuasaan.
Distribusi Kekuasaan, menurut Andrain, ilmuwan politik biasanya menggambarkan distribusi kekuasaan dalam bentuk tiga model: model elit yang memerintah, model pluralis dan model populis(kerakyatan).
BAB 5
KEWENANGAN DAN LEGITIMASI
   Kewenangan adalah kekuasaan, tetapi kekuasaan tidak selalu berupa kewenangan.
Sumber Kewenangan
Sumber kewenangan untuk memerintah diuraikan sebagai berikut: Pertama, hak memerintah berasal dari tradisi. Kedua, hak memerintah berasal dari Tuhan, dewa atau Wahyu. Ketiga, hak memerintah berasal dari kualitas pribadi sang pemimpin, baik penampilannya yang agung dan dirinya yang popular, maupun karena memiliki charisma. Keempat, hak memerintah masyarakat berasal dari peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjadi pemimpin pemerintahan. Kelima, hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti keahlian dan kekayaan.
Peralihan Kewenangan
Menurut Paul Conn secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan, yakni secara turun-temurun, pemilihan, dan paksaan.
Sikap Terhadap Kewenangan
Sikap atas kewenangan dikelompokkan dalam sikap menerima, mempertanyakan(skeptis), dan kombinasi keduanya.
Legitiminasi
Legitiminasi merupakan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. Maksudnya, legitiminasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral pemimipn untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik.
Obyek Legitiminasi
Menurut Easton terdapat tiga obyek dalam sistem politik yang memerlukan legitiminasi agar suatu sistem politik tidak hanya berlangsung secara terus-menerus, tetapi mampu pula mentransformasikan tuntutan menjadi kebijakan umum. Ketiga kebijakan ini meliputi komunitas politik, rezim, dan pemerintahan.
Kadar Legitimasi
Kadar Legitimasi dikelompokan menjadi empat tipe yaitu pralegitimasi, berlegitimasi, tidak berlegitimasi dan pasca legitimasi.
Cara mendapatkan legitimasi
Cara yang digunakan untuk mendapatkan dan mempertahankan legitimasi dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu simbolis, procedural, dan materiil.
Tipe – Tipe Legitimasi
Berdasarkan prinsip pengakuan dan dukungan masyarakat terhadap pemerintah maka legitimasi dikelompokan menjadi lima tipe, yaitu legitimasi tradisional, legitimasi ideologi, legitimasi kualitas pribadi, legitimasi prosedural, dan legitimasi instrumental.
Legitimasi Itu Penting
Legitimasi menjadi penting bagi pemimpin pemerintahan karena akan mendatangkan kestabilan politik dan kemungkinan-kemungkinan perubahan sosial, dan membuka kesempatan yang semakin luas bagi pemerintah untuk tidak hanya memperluas bidang-bidang kesejahteraan yang hendak ditangani, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan.
Krisis Legitimasi
Lucyan Pye menyebutkan empat sebab krisis legitimasi. Pertama, prinsip kewenangan beralih pada prinsip kewenangan yang lain. Kedua, persaingan yang sangat tajam dan tidak sehat tetapi juga tidak disalurkan melalui prosedur yang seharusnya diantara para pemimpin pemerintahan sehingga menjadi perpecahan dalam tubuh pemerintahan. Ketiga, pemerintah tidak mampu memenuhi janjinya sehingga menimbulkan kekecewaan dan keresahan dikalangan masyarkat. Keempat, sosialisasi tentang kewenangan mengalami perubahan.

BAB 6
SISTEM PERWAKILAN KEPENTINGAN

Secara umum sistem perwakilan kepentingan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pluralisme : suatu sistem yang memungkinkan semua kemungkinan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi proses politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok lain.
2. Korporatisme : upaya ganda untuk menghubungkan negara (Pemerintahan) dan masyarakat, yaitu penegaraan (Statization) berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan (sering disebut dengan politisasi dan birokratisasi), dan privatisasi beberapa unsur kenegaraan.
Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan (Interest group) ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan atau tujuan, yang sepakat mengorganisasikan diri untuk melindungi dan mencapai tujuan.

BAB 7
PARTAI  POLITIK

Asal, Ciri dan Arti
Ada tiga teori yang menjelaskan asal usul partai politik. Pertama teori kelembagaan. Teori kedua menjelaskan krisis situasi historis terjadi manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk tradisional yang berstruktur sederhana menjadi masyarakat modern yang berstruktur komplek. Teori ketiga melihat modernisasi sosial ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan negara seperti birokratisasi, pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan organisasi profesi, dan peningkatan kemampuan individu yang mempengaruhi lingkungan, melahirkan suatu kebutuhan akan suatu organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut.
Fungsi Partai Politik
Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.
Tipologi Partai Politik
Sejumlah tipologi partai politik dikategorikan menjadi tiga, yaitu asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan.
Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik. Sistem politik digolongkan menjadi dua yaitu jumlah partai dan jarak ideologi.

BAB 8
PERILAKU DAN PARTISIPASI POLITIK

Model Perilaku Politik
Perilaku politik dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisis yaitu individu aktor politik, agregasi politik, dan tipologi kepribadian politik.
Pemimpin Politik
Kepemimpinan menjadi bagian dalam kekuasaan, tetapi tidak sebaliknya. Kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang dipengaruhi, dan juga kemampuan menggunakan sumber pengaruh secara efektif.
Partisipasi Politik
Sejumlah rambu-rambu partisipasi politik meliputi: Pertama, partisipasi politik yang berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan orientasi. Kedua, kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Ketiga, kegiatan yang berhasil atau efektif maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik. Keempat, kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung.
Tipologi Partisipasi Politik
Partisipasi sebagai kegiatan dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Milbrath dan Goel membedakan partisipasi menjadi beberapa kategori. yaitu, apatis, spektator, gladiator, dan pengkritik.
Model Partisipasi Politik
Paige membagi partisipasi menjadi empat tipe, yaitu aktif, apatis, militan radikal, dan pasif.
Perilaku Memilih
Pilihan seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi latar belakang demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis kelamin, tempat tinggal (kota –desa), pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan, dan agama.

BAB 9
KONFLIK DAN PROSES POLITIK

Penyebab Konflik Politik
Pada dasarnya konflik politik disebabkan oleh dua hal, yaitu kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertical.
Tipe – Tipe Politik
Konflik politik dikelompokan menjadi dua tipe yaitu posisif dan negatif. Konflik positif ialah konflik yang tidak mengancam eksistensi sistem politik, yang biasanya disalurkan lewat mekanisme penyelesaian konflik yang disepakati bersama dalam konstitusi. Konflik negatif ialah konflik yang dapat mengancam eksistensi sistem politik yang biasanya disalurkan melalui cara-cara non konstitusional, seperti kudeta, separatisme, terorisme, dan revolusi.
Struktur Konflik
Menurut Paul Conn situasi konflik pada dasarnya dibedakan menjadi konflik menang-kalah (zero-sum conflict) dan konflik menang-menang (non zero-sum conflict).
Tujuan Konflik
Secara umum ada dua tujuan dasar setiap konflik, yakni mendapatkan dan atau mempertahankan sumber-sumber.
Intensitas Konflik
Intensitas konflik lebih merujuk pada besarnya energi (ongkos) yang dikeluarkan dan tingkat keterlibatan partisipan dalam konflik.
Pengaturan Konflik
Menurut Ralf Dahrendorf,  pengaturan konflik yang efektif sangat bergantung pada tiga faktor. Pertama, kedua pihak harus mengakui kenyataan dan situasi konflik yang terjadi diantara mereka. Kedua, kepentingan-kepentingan yang diperjuangkan harus terorganisasikan secara rapi, tidak tercerai berai, dan terkotak-kotak sehingga masing-masing pihak memahami dengan jelas lingkup tuntutan pihak lain. Ketiga, kedua pihak menyepakati aturan main (rules of the game) yang menjadi landasan dan pegangan dalam hubungan dan interaksi diantara mereka.
Konflik dan Proses Politik
Konflik merupakan gejala serba-hadir dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan proses politik adalah penyelesaian konflik yang melibatkan pemerintah.

BAB 10
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

Pemerintah
Terdapat beberapa tipe dalam pemerintahan, yaitu Kesatuan dan Republik,serta Kabinet Parlementer dan Presidensial.
Fungsi-fungsi pemerintahan
Pemencaran fungsi negara secara territorial dibedakan menjadi tiga, yaitu sentralisasi, dekonsentrasi, desentralisasi.
Perwakilan Rakyat
Dalam sistem perwakilan kepentingan, yang diwakili adalah kelompok masyarakat yang memiliki kepentingan yang sama tanpa terikat pada batas-batas wilayah administrasi politik, sedangkan yang mewakili adalah kelompok yang terorganisasikan.
- Sistem Pemilihan Umum
Salah satu fungsi sistem pemilihan umum adalah mengatur prosedur seseorang untuk dipilih menjadi anggota badan perwakilan rakyat atau menjadi kepala pemerintahan.
Birokrasi
Secara tipologik (tipe ideal), Max Weber mendeskripsikan sejumlah karakteristik birokrasi. Yaitu, pembagian kerja, prinsip hirarki, sistem aturan abstrak,  dalam semangat dan hubungan yang formal dan informal.
Penghakiman Peraturan
Fungsi penghakiman pada perkembangannya menjadi fungsi pembuatan peraturan karena dua hal. Pertama, karena keputusan pengadilan atas suatu kasus dapat digunakan oleh hakim lain sebagai dasar keputusan untuk kasus yang sama (jurispudensi). Kedua, hakim secara aktif melakukan interprestasi atas peraturan perundang-undangan yang ada(yang cenderung abstrak dan kabur) dalam menanggapi kasus-kasus hukum yang berkembang dalam masyarakat.

BAB 11
KEPUTUSAN POLITIK DAN KEBIJAKAN UMUM

Unsur- Unsur Pembuatan Kebijakan
Tiga unsure yang harus diperhatikan dalam proses pembuat keputusan, yaitu jumlah orang yang ikut mengambil keputusan, peraturan pembuat keputusan atau formula pengambilan keputusan, dan informasi.
Isi Kebijakan Umum
Isi kebijakan umum ada empat tipe, yaitu regulative, redistributif, distributive, dan konstituen.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi proses kebijakan, yaitu lingkungan, persepsi pembuat kebijakan mengenai lingkungan, aktivitas pemerintah perihal kebijakan dan aktivitas masyarakat perihal kebijakan.
Tahap –Tahap Kebijakan
Proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan dibagi menjadi empat tahap, yaitu politisasi suatu permasalahan (penyusunan agenda), perumusan, dan pengesahan tujuan dan program, pelaksanaan program, dan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
Bentuk dan Tipe Kebijakan
Ada dua bentuk dua keputusan politik (kebijakan umum) yang mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Yaitu, keputusan yang komperehensif, dan keputusan yang bersifat marginal (incremental) atau keputusan yang bersifat tambal-sulam.
Pembuat Keputusan Politik
Para sarjana ilmu politik biasanya mengajukan tiga kemungkinan elit politik yang membuat keputusan politik, yaitu elit formal, orang yang berpengaruh, penguasa.

BAB 12
POLITIK DAN EKONOMI

Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan, dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu.
Fungsi Pemerintah Dalam Ekonomi
Fungsi yang pertama berkaitan dengan pengarahan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki. Fungsi yang kedua berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mengotrol monopoli dan mengatur akibat-akibat yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi terhadap pihak lain, tetapi tidak dimasukan dalam faktor produksi.
Politik Dan Kebijakan Ekonomi
Kebijakan ekonomi merupakan keputusan politik karena mempengaruhi distribusi kekayaan dan pendapatan dalam masyararkat, serta merupakan masalah politik karena ia mencerminkan keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah dalam konteks kelembagaan.

BAB 13
MODEL-MODEL SISTEM POLITIK

Carter dan Herz menggunakan dua kriteria untuk membedakan berbagai sistem politik di dunia ini, yaitu siapa yang memerintah dan ruang lingkup jangkauan kewenangan pemerintah. Model sistem dilihat dari sudut histories dan perkembangan sistem politik dibagi menjadi Sistem Politik Otokrasi Tradisional, Sistem Politik Totaliter, Sistem politik demokrasi.
Negara Berkembang
Terdapat empat kriteria yang menggambarkan sistem politik yang secara empiris diterapakan oleh negara-negara yang sedang berkembang, yaitu rezim politik, koalisi yang memerintah, pihak yang diuntungkan dari kebijakan umum, dan basis legitimasi.

BAB 14
PERUBAHAN DAN PEMBANGUNAN POLITIK

Tujuan pembangunan politik
Myron Weiner menyebutkan tujuan pembangunan politik sebagai integrasi politik, pemerintah yang efisien, bersih, dan berwibawa. Sedangkan, Huntington menyebutkan lima tujuan lain yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas, dan otonomi nasional.
Objek Perubahan Politik
Objek perubahan atau unsur politik yang biasanya diobservasi oleh ilmuwan politik ialah nilai sistem politik, struktur kekuasaan, strategi menangani permasalahan kebijakan umum dan lingkungan masyarakat (kondisi-kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan tekhnologi) dan fisik (sumber alam) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem politik.
Tipologi Perubahan Politik
Menurut segi luas-mendasarnya perubahan yang terjadi, perubahan politik dibedakan menjadi tiga, yaitu perubahan sistem, perubahan di dalam sistem, dan perubahan karena dampak berbagai kebijakan umum.
Penyebab Perubahan Politik
Pada umumnya para ilmuwan menyebutkan dua faktor yang menyebabakan terjadinya perubahan, yairtu konflik kepentingan, dan gagasan atau nilai-nilai baru.
Dikotomi Masyarakat Tradisional dan Modern
Persons dan Shills agar masyarakat digambarkan, dibandingkan, dan dievaluasi berdasarkan lima variable pola (pattern variables) sebagai berikut:
1.      afektif ataukah afektif yang netral,
2.   orientasi kolektif ataukah orientasi individu,
3.   universalisme ataukah parttikularisme,
4.  faktor kemampuan ataukah faktor keturunan dan hadiah,
5.   kespesifikan ataukah keterbauran..





TUGAS PENGANTAR ILMU POLITIK


Dosen pembimbing : Bpk Josef Riwukaho

Disusun oleh: Nungki Ritria K.
153080035


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
 Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
2008

Senin, 24 Oktober 2011

Ilmu Cinta

1
Ilmu Pengetahuan Tentang Cinta
Darimana, Apa, dan Bagaimana Cinta Bekerja,
Serta Rahasia Tentang Cinta Sejati
Oleh : Yoga PW
Versi 1.5.
Juni 2010
Http://yogapw.wordpress.com
Hak Cipta milik Allah SWT dan dilindungi Undang-Undang.
Tulisan ini gratis, bebas untuk di copy dan disebarluaskan dengan
syarat tidak merubah konten dalam tulisan ini, tidak memperbanyak
dengan tujuan mengkomersialkan, dan tidak mengutip isinya tanpa
mencatatkan referensi dari penulis.
Copyleft yogapw 2010
1
2
Ilmu Pengetahuan Tentang Cinta,
Darimana, Apa, dan Bagaimana Cinta Bekerja,
Serta Rahasia Tentang Cinta Sejati
Tulisan ini terinspirasi dari kesadaran saya akan setiap maha karya
kreatifitas manusia di dunia, dari mulai lagu, mitos dan dongeng, hingga
berbagai kreasi lukisan, pahatan serta arsitektur. Apabila kita
perhatikan bagaimana nyaris setiap karya tersebut terinspirasi dari
ataupun bertemakan elemen romansa. Contoh yang paling mudah
ditemukan adalah dalam dunia musik yang sepertinya tidak pernah
kehabisan stok lagu-lagu tentang cinta.
Kenapa ya ?, Dan ternyata ketika saya search, dengan tepatnya
ketemulah jawabannya di artikel ini: Kreatifitas Cinta.
Dalam artikel tersebut menyebutkan, berdasarkan penelitian seorang
psikolog, Jens Forster, dari University of Amsterdam yang berjudul Why
Love Has Wings and Sex Has Not, maka dapat disimpulkan “cinta itu
membuat kita cenderung berpikir lebih besar dan kreatif”.
Wow !, sebegitu hebatkah cinta itu..
Yup, selain itu cinta bagi saya adalah komponen yang membuat dunia ini
hidup, tanpa cinta kita semua mungkin tidak pernah ada didunia ini.
Konon manusia pertama didunia, Adam dan Hawa saling mencintai satu
sama lain sehingga bisa memunculkan keturunan hingga akhirnya kita
bisa terlahir disini. Tentu karena cinta jualah orangtua kita beserta
seluruh orangtua dari orangtuanya kita dst. akhirnya mampu
membesarkan kita semua sehingga kita semua bisa merasakan indahnya
cinta juga. Maka sudah saatnyalah bagi kita untuk berterima kasih
kepada sang pahlawan kita, - cinta. Dengan jalan mensyukurinya, yakni
berupa menebarkan cinta itu ke dalam setiap perbuatan yang kita
lakukan.
Selain daripada itu karena hal-hal tersebut pulalah timbul pertanyaan
dibenak diri saya, “Lantas sebenarnya ada apa sih dengan cinta ?”.
Melalui tulisan sederhana inilah akhirnya saya bermaksud untuk berbagi
dengan Anda semua sedikit tentang perihal cinta yang telah saya
ketahui.
Selamat menyimak...
2
3
Darimanakah Cinta Itu Berasal ?
Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab
dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut
memang benar tetapi tidak memuaskan. :)
Secara ilmiah ini memang agak membingungkan, akan tetapi ilmu
pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari
hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??
Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul
karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit
membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah
satu zat ini dinamakan feromon.
Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya
“pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa
feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal
dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan
oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan
kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang
lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri
dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik
jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda
dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia.
Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang
berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara
yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan
oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon
ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan
respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara
dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksireaksi
kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka
feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif
3
4
yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan
ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi
apa yang dinamakan dengan cinta. (he2. tampaknya jadi terdengar
kurang romantis ya..)
Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang
setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya
bersifat sementara?.
Penasaran kan ?, makanya terus baca sampai habis tulisan ini.
Apa Sih Cinta Itu ?
Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta
itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau
menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan diatas tentang cinta
itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan
mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia
didalam tubuh kita.
Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon/neurotransmitter. Hormon
berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau
dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke
luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu
lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di
dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon
yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai
perasaan dan emosi.
Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin.
Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu
seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya
addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan
ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.
Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens,
kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda
baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki
gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta
membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda
ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani
melakukan resiko seperti bunuh diri.. hiih sereem..).
4
5
Cinta Membuat Seseorang Menjadi Bahagia
“Aku tak bisa hidup tanpamu, kamu berada di aliran darahku, kamu
adalah nafasku, aku tak ingat makan, tak ingat minum, tak ingat
bobo, tak ingat mandi dll. semua itu karena mengingat kamu...”.
Mungkin kata-kata lebay dan alay diatas tak asing lagi kita dengar dari
mulut seseorang yang tengah dimabuk asmara. Dalang dibalik keadaan
tersebut adalah hormon fenylethilamin. Selain hormon fenylethilamin
ada juga hormon adrenalin. Sebagian pengaruh dari adrenalin ada yang
mirip dengan fenylethilamin, yaitu mempercepat nafas. Selebihnya ada
lagi hubungannya dengan, "tak ingat makan, tak ingat minum..". Ketika
hormon ini bekerja, efek yang ditimbulkan dapat menghilangkan nafsu
makan karena organ pencernaan jadi bekerja lebih lambat.
Nah, yang berikutnya rada-rada menakutkan. Rupanya, selain hormon
dopamine yang bekerja selayaknya kokaine, ada juga hormon yang
bekerja selayaknya morphine. Hormon ini bernama endorpin. Endorpin
dikatakan adalah morfinnya tubuh karena memang sifatnya yang seperti
morfin (tahukan morfin ?, masih sejenis narkoba juga loh..). Hormon ini
sebenarnya hanya akan muncul ketika kita merasakan sakit,
kegembiraan, dan orgasme. Namun, rupanya ketika kita jatuh cinta,
hormon ini juga bekerja, oleh karena itu orang yang jatuh cinta merasa
bahagia (kadang-kadang membuat senyum-senyum sendiri). Uniknya
ketika Anda memakan cokelat, hormon endorpin ini juga akan
dihasilkan. Itulah sebabnya ada baiknya apabila kita memberikan
hadiah cokelat kepada pasangan kita. :)
Selain itu ada juga vasopresin. Hormon ini memiliki peranan dalam
kegiatan sexual. Hormon ini dapat menekan sekresi air, berperan
sebagai antidiuretik yang dapat mengatur pengeluaran urin. Tanpa
hormon ini, Anda sudah pasti memerlukan bantuan pampers karena
tidak bisa mengatur air kencing sendiri.
Dan yang terakhir adalah oxytocine yang merupakan hormon yang
terkait dengan perasaan kepuasan. Ketika Anda memeluk atau
membelai pasangan Anda, hormon ini akan dihasilkan di hipotalamus.
Cinta Membuat Seseorang Menjadi GILA
Saat kita jatuh cinta, bagian otak yang bertugas sebagai pengontrol
depresi dan analisis, sama sekali tidak bekerja, sebaliknya bagian otak
pengontrol intuisi, rasa "ser-seran" dan bagian otak yang bekerja
merespon obat bekerja dengan aktif.
5
6
Kesimpulannya Menurut psikiater dan asisten klinik psikiater di
University of California San Francisco School of Medicine, Dr. Thomas
Lewis, dalam bukunya yang bertajuk A General Theory of Love
mengatakan, “jatuh cinta memang bukan merupakan fungsi otak, jatuh
cinta itu lebih merupakan fungsi saraf “. Jadi tidak heran kenapa orang
yang jatuh cinta kerap melakukan hal-hal bodoh, karena mereka
-mungkin- "bekerja" tanpa menggunakan otak. (hahaha)
Mengingat penelitian biologi saat ini, tampaknya bahwa ungkapan
"jatuh cinta membuat gila" bukan hanya metafora. Ada banyak bukti
yang menunjukkan bahwa jatuh cinta secara fisiologis mirip dengan
penyakit mental. Misalnya saja gangguan seperti OCD (Obsessive-
Compulsive Disorder). Si penderita OCD biasanya mempunyai pikiran
tertentu yang tak dapat dilenyapkannya (obsesi) atau melakukan suatu
tindakan berulang-kali tanpa kendali (kompulsi). Hal ini berkaitan
dengan ketidakseimbangan serotonin, dan ketika dipelajari, peneliti
menemukan bahwa seseorang yang jatuh cinta memiliki kadar serotonin
40% di bawah normal.
Adakah Yang Namanya Cinta Sejati Itu ?
Yup, tanpa diragukan lagi cinta sejati itu memang ada, buktinya kita
bisa melihat pasangan kakek-nenek yang tetap saling mencintai sampai
ajal memisahkan mereka.
Bagiamanakah Cara Untuk Menciptakan Cinta Sejati ?
Sebelumnya kita harus mengerti dulu apa itu “cinta sejati”. Ada banyak
definisi cinta sejati, jumlahnya tak terhitung saking banyaknya. Namun
kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan definisi itu merupakan hasil
pemikiran subyektif dan tidak logis. Supaya tidak terjebak dalam
kebingungan, lebih baik kita bersandar pada definisi cinta sejati yang
ilmiah, obyektif, dan logis.
Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis itu dikemukakan oleh
M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia mendefinisikan cinta
sebagai “kemauan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud
memelihara pertumbuhan spiritual diri sendiri atau perkembangan
spiritual orang lain”.
Ungkapan “dengan maksud” pada definisi tersebut digarisbawahi
karena tujuanlah yang terutama membedakan antara cinta dan yang
bukan cinta. Dengan demikian, cemburu buta atau pun upaya
mengekang sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga
keselamatannya) bukanlah cinta sejati.
Dalam pada itu, untuk memelihara perkembangan spiritual orang lain
yang kita cintai, kita perlu lebih dulu mengembangkan diri sendiri.
6
7
Mengapa demikian? M Scott Peck menerangkan:
“Bila kita mencintai seseorang, cinta kita dapat dibuktikan atau
diwujudkan hanya dengan cara pengerahan tenaga kita sendiri….
Cinta bukan tanpa usaha. Sebaliknya, cinta itu penuh dengan
usaha”.
Nah, sekarang mari kembali ke bagian ilmu pengetahuannya.
Pasangan dalam hubungan jangka panjang dan bahagia berarti telah
beralih dari kedaan dimabuk asmara akibat dopamin- ke induksi
oxytocin tenang. Oksitosin selain terkait dengan perasaan kepuasan
sebagaimana dituliskan sebelumnya adalah hormon peptida yang
mempromosikan rasa ikatan dan hubungan dan dilepaskan selama
menyusui, pelukan, dan orgasme.
Pasangan yang berhasil dalam mencari cara untuk merangsang
pelepasan oksitosin dalam satu sama lain lebih cenderung senang untuk
tetap selalu bersama. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk
merangsang pelepasan oksitosin, dan dengan demikian tetap saling
terhubung dan bahagia dengan pasangan? (syuut... khusus buat
kelangengan hubungan suami-istri !!)
Inilah rahasianya :
1. Seringlah berpelukan!.
2. Saling memandangi satu sama lain ketika Anda sedang berbicara
atau sedang berduaan.
3. Melakukan petualangan bersama-sama, seperti mengunjungi
tempat-tempat baru, naik roller coaster, berolahraga bersama, dll.
4. Tertawa bersama.
5. Saling memberi pijatan.
6. Setiap kali konflik terjadi, sebelum meningkat menjadi marah.
Segeralah terhubung secara fisik dengan satu sama lain
(berpegangan tangan, memeluk, dll), bernapas bersama-sama
selama beberapa menit, kemudian bicara.
Untuk lebih jelasnya Anda bisa membaca artikel-artikel berikut :
1. About Love
2. Biology of Love
3. How To Make Anyone Fall In Love With You
4. The Chemistry of Love
5. The Magic of Love
6. The Science of Love
7. The Science of Love (I Get Kick of You)
Dengan demikian artikel-artikel diatas sekaligus juga menutup akhir
dari tulisan yang masih banyak kekurangannya ini, akhir kata dari
saya semoga bermanfaat !
7
8
Referensi :
Semua Link dalam tulisan diatas adalah referensi tulisan ini.
Referensi Gambar :
http://kolojengking.files.wordpress.com/2009/07/love.jpg
http://lh4.ggpht.com/borneomonkey/SJwFCcoemmI/AAAAAAAAC0k/2Iz
axGNIb-I/s800/LoveLove.jpg
Tentang Penulis :
Yoga P.W. lahir pada tanggal 31 Maret 1989 di perkampungan suku
Sunda, tepatnya di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.
Saat ini penulis sedang mengenyam pendidikan di Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer
program S1 angkatan ke-2 yakni angkatan 2006.
Pemuda sederhana yang memiliki hobi menulis dan memulai tulis
menulis sejak tahun 2007 ini memiliki keinginan untuk memajukan
bangsa Indonesia dan bercita- cita menjadi seorang pendidik
profesional. Motto hidupnya “hidup didunia hanya sekali” dengan tekad
dan kepercayaan terhadap Allah SWT penulis selalu berusaha untuk
tidak menyia-nyiakan setiap waktu yang diberikan untuknya.
Bandung, 19 Juni 2010, 0:57 WIB
Yoga PW
Http://yogapw.wordpress.com
Saran dan Kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
8